Asupan gas bakar menuju ruang bakar atau silinder tidak hanya disuplai karburator saja, tapi juga bisa dikontrol oleh unit yang dinamakan Throttle body Injection. Pada dasarnya piranti ini mempunyai fungsi seperti karburator. Jelasnya, throttle body adalah satu bagian dari air intake sistem yang mengontrol udara ke ruang bakar sesuai dengan respon gas saat dibetot pengendara. Throttle body biasanya diletakkan diantara filter udara dan intake manifold. Diantara saluran inilah terdapat banyak banyak sensor.
Throttle Body bisa dianalogikan sebagai karburator, namun throttle body lebih mengacu ke mesin-mesin dengan pembakaran injeksi. Sedangkan karbu digunakan di mesin konvensional biasa. Padahal pembedanya hanya soal sistem saja. Karburator menggabungkan funsi Throttle Body dan injector kedalam satu part, dimana udara dan bahan bakar dicampur langsung. Sedangkan part di throttle body bersifat terpisah, hanya sebagai pengatur angin lewat berbagai sensor. Sedangkan bahan bakar disemburkan oleh injector.
Throttle body dihubungkan ke tuas gas melalui sebuah kabel gas yang kemudian menggerakkan plat gas. Dimesin-mesin dengan control elektronik, funsi kabel digantikan oleh motor listrik dengan bantuan akselerator. Nah, penghubung antara tuas gas tidak lagi berbentuk kabel tetapi dengan bantuan sensor yang kemudian diolah oleh ECU. Sebenarnya, dimensi dan bentik throttle body menunjukkan bagaimana sensor posisi throttle body itu sendiri. Ada sensor kabel gas, ada sensor idle dan beberapa sensor lain termasuk sensor aliran udara.
Di Amerika, mobil dengan throttle body injection biasanya meletakkan injector didalam throttle body agar mobil lawas dengan karburator bisa diganti dengan injeksi dengan mudah. Mobil throttle body injection oleh General Motors dinamakan TBI, sedangkan oleh Ford dinamakan CFI.
Thursday, September 19, 2013
Sedikit Info Tentang Throttle Body Injection System
Tips Perawatan Air filter Grand Livina
Air filter atau saringan udara salah satu komponen mobil yang sering kali luput dari perhatian kita karena kita selalu berpikir sudah dibersihkan saat servis rutin. Tetapi ingat kalau di Indonesia udaranya tropis dan banyak debu sehingga kalau menunggu servis rutin (setiap 10.000km) rasanya cukup lama.
Air filter dimobil dapat diibaratkan bulu hidung ditubuh kita, menyaring debu dan partikel2 agar tidak masuk ke paru-paru. Demikian juga dengan air filter, bertugas menahan debu2 agar tidak masuk ke ruang bakar yang dapat menyebabkan kerusakan pada bagian mesin menjadi lebih cepat.
Penurunan performa mesin salah satunya disebabkan oleh kotornya air filter tersebut, sebaiknya lakukan pembersihan air filter bila performa mesin menurun atau setiap 2500 KM terutama bila kita berapa didaerah yang berdebu. Dapat diibaratkan jika hidung kita tersumbat maka makin susah kita beraktifitas dengan bebas apalagi jika harus berlari.
Akibatnya tarikan mesin menjadi lebih berat sehingga kita akan menekan pedal gas lebih dalam yang ujung2nya bensin menjadi lebih boros.
Seringkali kita melupakan kebersihan dari air filter tersebut, hal disebabkan letaknya yang tidak terlihat di ruang mesin. Dan mungkin sebagian dari kita sama sekali tidak mengetahui dimana letaknya di ruang mesin.
Hampir semua merek mobil menjelaskan letak dan bagaimana membuka air filter tersebut di buku manualnya. Artinya kita sebagai pemilik diperbolehkan untuk melakukan perawatan sendiri.
Nah kenapa tidak kita lakukan dari sekarang?
Tidak perlu alat khusus hanya perlu kompresor angin (dapat memanfaatkan compressor di tukang tambal ban).
Ada dua jenis air filter yang beredar dipasaran, yaitu 1. Air filter OEM (orisinil) atau 2. Air filter after market (merk KNN, JFC dll).
Berikut langkah2 nya :
Jika kita buka kap mesin posisi box air filter ada disisi kanan tepatnya dibelakang ACCU, untuk mengeluarkan tekan pengunci pada kedua sisi kemudian tarik keatas penutup box air filter.
Air Filter OEM:
Bersihkan dengan angin bertekanan rendah debu-debu yang menempel di air filter tersebut dari arah dalam (yg menghadap kelubang throttle valve).
Bersihkan juga box filter bagian dalam karena disitupun terdapat banyak debu (JANGAN LUPA untuk tutup lobang yang mengarah ke throttle valve).
Setelah bersih, air filter dapat dipasang kembali dengan urutan kebalikan dari cara buka.
Note :
Air filter OEM berupa filter basah (Oily) sehingga hati2 saat menyemprotkan anginnya jangan sampai terlalu kuat/keras.
Lakukan penggantian dengan unit baru jika debu sudah terlalu tebal (rekomendasi dari bengkel setiap 40.000km).
Air Filter After Market (KNN, JFC dll) :
• Bersihkan debu-debu dan serangga yang menempel pada air filter menggunakan sikat atau kuas yang lembut
• Semprotkan cair cleaner secara merata dan biarkan cairannya meresap selama 10 menit
• Bilas air filter dengan air bertekanan rendah sampai cairan cleaner benar-benar bersih
• Keringkan air filter sampai tidak mengandung air (dibiarkan ditempat ber angin2 atau depan outdoor AC rumah). Pengeringan ini memakan waktu cukup lama sampai yakin filter benar2 kering.
• Aplikasikan oli secara merata dan secukupnya, biarkan selama kurang lebih minimal 30 menit agar oli dapat meresap
• Bersihkan juga box filter bagian dalam
Tips : Karena membersihkan air filter after market jenis ini memakan waktu cukup lama maka ada baiknya tetap menyediakan air filter OEM sebagai pengganti sementara.
Semoga Bermanfaat...
sumber berita: myjourneyintheworld.wordpress.com
Tuesday, September 17, 2013
Nissan ini di kemudikan di ruang tengah (kabin)
Apakah anda akrab dengan istilah 'backseat driver?', jika anda tidak akrab, inilah definisi backseat driver dari Wikipedia, "Seorang backseat driver adalah penumpang di jok belakang yang tidak mengendalikan kendaraan, dan tampaknya tidak nyaman dengan keterampilan sang pengemudi dan/atau ingin memberikan pengarahan saat pengemudi sedang menyetir."
Mengapa kita membicarakan hal tersebut? Karena tuner asal Dubai telah membuat nyata istilah tersebut dengan membangun mobil dengan setir di bagian belakang jok. Nama tuner tersebut adalah King of Custom dari Uni Emirat Arab dan mobil pilihannya adalah Nissan Patrol lama.
Perlu anda ketahui, ini bukan hanya kosmetik semata, tapi kendaraan ini sepenuhnya fungsional di mana pengemudi menyetir Patrol ini dari kursi belakang. (carscoops 17/9/2013)
Purging System
Pernahkan mobil diesel Anda mengalami beberapa gejala seperti tenaga mesin drop,
susah start di pagi hari, atau mesin terasa lebih bergetar dibanding
biasanya dalam keadaan dingin. Atau lebih parah lagi, muncul gejala
pincang saat idle maupun berjalan.
Jika iya, maka tanda-tanda tersebut bisa
menjadi indikasi kalau injektor mesin diesel Anda bermasalah. “Yang
paling umum menyebabkan masalah-masalah tersebut adalah kotoran yang
menyumbat nosel injektor,”
Ada cara lain yang bisa gunakan demi memastikan kebersihan injektor diesel common- rail, yaitu dengan cara purging. Prinsipnya miirip fuel tank-in, namun metode ini lebih efektif karena mem-by-pass cairan pembersih ke injektor via jalur filter bahan bakar.
Sirkulasi cairan berlangsung tertutup yaitu rute masuk dan keluarnya cairan pembersih ke pompa injeksi berasal dari tabung purge (external tank). “Cairan yang digunakan bersifat konsentrat tinggi sehingga lebih efektif mengikis kotoran,”
Mesin diesel common-rail harus lebih sering di-purging
agar injektornya selalu bersih. Interval servis yang direkomendasi
adalah setiap 5 ribu atau 10 ribu kilometer, atau berbarengan dengan
jadwal penggantian filter bahan bakar.
Kotoran-kotoran itu berukuran sangat
kecil, berskala mikron (seperseribu milimeter), namun seiring waktu akan
terjadi penumpukan hingga akumulasinya menghasilkan residu yang
menyumbat injektor. Alhasil, debit solar yang masuk pun terganggu bahkan
di beberapa kasus bisa terhenti sama sekali.
Masalah semakin pelik jika mobil Anda sudah menganut sistem bahan bakar common-rail. Dalam sistem common-rail,
tekanan bahan bakarnya sangat tinggi, bisa mencapai 1.350-1.800 bar.
Tekanan tinggi ini membuat pengabutan berlangsung lebih sempurna,
sehingga hasilnya mesin lebih bertenaga, efisien, sekaligus ramah
lingkungan.
Tapi konsekuensinya, mesin jadi sensitif
terhadap solar berkualitas rendah. Di titik inilah Anda harus memahami
bahwa interval servis menjadi lebih singkat, terutama untuk perawatan
rutin injektor diesel common-rail.
KERUSAKAN INJECTOR KARENA SULFUR YANG BERLEBIH (Tak bisa asal ganti)
Ketika kerusakan sudah sedemikian
parahnya, dan vonis mekanik adalah mengganti injektor, maka komponen
penyemprot bahan bakar ini harus diganti dengan produk yang sama persis.
Misalnya injektor Toyota Kijang Innova
diesel. Meski sama-sama menggunakan mesin 2KD-FTV, namun ada injektor
yang memiliki Electronic Driver Unit (EDU) 2 soket, dan ada juga yang
memiliki 3 soket. “Setiap part memiliki Injector Compensation Value dalam QR (Quick Response) Code.
Harganya juga berbeda. Injektor Toyota
Kijang Innova diesel dengan EDU 2 soket umumnya dibanderol Rp 4,5 juta
per unit, sementara model 3 soket bisa mencapai Rp 7 juta per unit.
Common Rail System
Prototipe sistem common rail dikembangkan pada akhir tahun 1960 oleh Robert Huber dari Swiss dan teknologi dikembangkan lebih lanjut oleh Dr Marco Ganser di Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich , kemudian Ganser-Hydromag AG (est.1995) di Oberägeri .
Penggunaan pertama yang berhasil di dalam kendaraan produksi dimulai di Jepang pada pertengahan 1990-an. Dr Shohei Itoh dan Masahiko Miyaki dari Perusahaan Denso , sebuah produsen otomotif Jepang bagian, mengembangkan sistem kereta api bahan bakar umum untuk kendaraan berat dan mengubahnya menjadi penggunaan praktis tentang ECD-U2 sistem mereka common-rail yang dipasang di truk Hino Ranger Meningkat dan dijual untuk penggunaan umum pada tahun 1995. [1] Denso mengklaim sistem komersial pertama yang umum rel tekanan tinggi pada tahun 1995. [2]
Modern sistem common rail, sementara bekerja pada prinsip yang sama, diatur oleh unit kontrol mesin (ECU) yang membuka setiap injektor elektronik bukan mekanis. Hal ini secara ekstensif prototyped pada 1990-an dengan kolaborasi antara Magneti Marelli , Centro Ricerche Fiat dan Elasis . Setelah penelitian dan pengembangan oleh Fiat Group , desain diakuisisi oleh perusahaan Jerman Robert Bosch GmbH untuk penyelesaian pembangunan dan perbaikan untuk produksi massal . Kalau dipikir-pikir, penjualan itu tampaknya kesalahan taktis untuk Fiat, sebagai teknologi baru terbukti sangat menguntungkan. Perusahaan ini memiliki sedikit pilihan selain menjual, namun, seperti yang dalam keadaan keuangan yang buruk pada saat itu dan tidak memiliki sumber daya untuk menyelesaikan pengembangan sendiri. [3] Pada tahun 1997 mereka memperluas penggunaannya untuk mobil penumpang. Mobil penumpang pertama yang menggunakan sistem common rail adalah tahun 1997 Model Alfa Romeo 156 2.4 JTD , [4] dan kemudian pada tahun yang sama Mercedes-Benz C 220 CDI .
Mesin common rail telah digunakan dalam laut dan lokomotif aplikasi untuk beberapa waktu. Cooper Bessemer-GN-8 (sekitar tahun 1942) adalah contoh dari mesin diesel hidrolik dioperasikan common rail, juga dikenal sebagai common rail dimodifikasi.
Vickers digunakan sistem common rail di mesin kapal selam sekitar tahun 1916. Mesin Doxford Ltd . [5] (lawan-piston mesin kelautan berat) menggunakan sistem common rail (1921-1980) dimana sebuah pompa bahan bakar multi-silinder reciprocating menghasilkan tekanan sekitar 600 bar, dengan bahan bakar yang disimpan dalam botol akumulator. Kontrol tekanan dicapai dengan cara stroke debit pompa disesuaikan dan “katup tumpahan”. Camshaft dioperasikan katup waktu mekanis digunakan untuk memasok pegas Brice / CAV / injector Lucas, yang disuntikkan melalui sisi silinder ke dalam ruang yang terbentuk antara piston. Mesin awal memiliki sepasang Cams waktu, satu untuk depan dan satu untuk berjalan menuju belakang. Kemudian mesin memiliki dua injeksi per silinder, dan seri terakhir dari konstan-tekanan mesin turbocharged yang dilengkapi dengan empat injeksi per silinder. Sistem ini digunakan untuk injeksi dari kedua minyak diesel dan minyak bakar berat (600cSt dipanaskan sampai suhu sekitar 130 ° C).
Sistem common rail cocok untuk semua jenis mobil jalan dengan mesin diesel, mulai dari mobil-mobil kota seperti Panda Nuova Fiat untuk mobil eksekutif seperti Audi A6 .
Spooring & Balancing
Balancing
Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment. Sehingga ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan.
Roda adalah salah satu komponen kendaraan yang menopang berat kendaraan. Roda terdiri dari ban dan pelek. Ban juga mengikuti perubahan arah gerak kendaraan mengikuti putaran roda kemudi. Selain itu ban juga berfungsi meredam getaran dari jalan. Keausan ban sangat dipengaruhi oleh fungsi dari suspensi, steering dan penyetelan front wheel alignment. Sehingga ban dan pelek menjadi komponen yang mempunyai fungsi vital dalam kendaraan.
Kondisi ban juga sangat mempengaruhi kenyamanan dan safety pengendara. Ban dan pelek akan mengalami perubahan kualitas dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan medan dan cara penggunaan kendaraan. Roda dan ban harus balance (seimbang) agar tidak terjadi getaran. Saat
roda berputar, terjadi gaya sentrifugal pada tiap bagian roda dan ban
dimana sejumlah gaya tertarik keluar dari ban. Gaya ini semakin menguat
saat rotasi roda semakin cepat. Jika massa sudah merata ke seluruh roda
dan ban (tidak ada titik berat), gaya akan seimbang maka gaya
sentrifugal tidak akan memiliki efek hambatan. Jika ban memiliki titik
berat maka ban akan tidak seimbang (unbalance) dimana gaya sentrifugal
lebih besar pada salah satu titik ban yang akan menarik gaya yang kuat
saat ban berputar. Ini akan membuat roda dan ban bergerak ke atas dan ke
bawah atau dari sisi satu ke sisi yang lainnya (oblak). Sehingga pengendara akan merasakan goncangan atau getaran akibat roda yang tidak balance.
Jadi balancing berfungsi untuk membuat roda depan dan belakang menjadi parallel. Seiring
dengan waktu pemakaian, untuk menjaga agar roda dalam keadaan seimbang
membutuhkan perawatan balancing supaya dalam berkendara lebih nyaman dan
pengemudi tidak mengalami kelelahan. Roda
akan dipasang pada alat wheel balancer kemudian akan diketahui
titik-titik berat pada roda yang mengakibatkan roda tidak balance.
Kemudian alat akan menunjukkan seberapa besar beban yang harus diberikan
pada roda agar roda kembali menjadi balance. Selanjutnya roda akan
diberikan pemberat (weight balance) sesuai dengan beban yang dibutuhkan,
weight balance dipasang pada pelek roda.
Spooring
Kenyamanan
berkendara merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki
sebuah kendaraaan. Karena berhubungan dengan keamanan atau safety untuk
pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri ataupun terhadap kendaraan
lain, dan terbentuknya keadaan regulasi lalu lintas yang baik. Salah
satu faktor yang sangat berperan adalah kondisi steering/kemudi
kendaraan. Kemudi berfungsi sebagai pengatur arah kendaraan yang
dilakukan oleh driver, sehingga kondisi kemudi mempengaruhi driver dalam
rangka mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi kemudi yang
kurang baik akan mengakibatkan ketidaknyamanan bai driver, sehingga
cepat lelah dan lebih besar lagi berdampak pada terjadinya kecelakaan.
Keadaan kenyamanan kemudi/steering sangat tergantung pada kondisi dari
penyetelan roda-roda, baik roda depan ataupun roda belakang (wheel
alignment). Tujuan spooring adalah untuk
menyelaraskan antara roda kanan dan kiri. Kestabilan antara ban pada
mobil ini sangat bermanfaat apalagi pada saat mobil sedang melaju pada
kecepatan tinggi. Pemakaian kendaran dalam jangka
waktu tertentu akan menyebabkan perubahan kondisi dari komponen roda
depan, sehingga memerlukan perawatan secara rutin agar kondisi ban dan
komponen steering lebih tahan lama serta
pengendara lebih nyaman. Untuk jangka waktu pemeliharaan spooring adalah
sekitar setiap 15000 km atau 4 bulan.
Spooring
merupakan pekerjaan penyetelan front wheel alignment (penyetelan roda
depan) yang meliputi: chamber, caster, toe angle (toe-in/toe-out), dan
turning radius. Fungsi spooring sendiri adalah untuk menjaga stabilitas
kendaraan meliputi: kemudi yang ringan, menghasilkan gaya putar kembali
setelah belok dan mencegah kendaraan belok sendiri setelah dilepas.
Selain itu, apabila perawatan yang rutin akan mengurangi keausan pada
komponen-komponen ball-joint dan ban/roda. Untuk syarat kedaraan
dilakukan pekerjaan spooring diantaranya harus keadaan kaki-kaki
kendaraan dalam kondisi yang normal. Untuk keterangan lebih lanjut dapat
dilihat gambar berikut:
1. Chamber
merupakan kemiringan roda bila dilihat dari depan, chamber (+) bila
roda miring keluar, chamber(-) bila roda miring ke dalam.
2. Caster merupakan kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping. Ada dua jenis caster:
a. Caster Positif
Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah belakang
b. Caster Negatif
Kemiringan poros putar roda (steering axis) dilihat dari samping ke arah depan
3. Toe angle
a. Toe-In : Panjang roda bagian depan (A) lebih pendek dibanding pajang roda bagian belakang (B)
b. Toe-Out : Panjang roda bagian depan (A) lebih panjang dibanding pajang roda bagian belakang (B)
4. Turning Radius
Subscribe to:
Posts (Atom)